Pengenalan Laporan Keuangan
Perbankan
Pengertian laporan keuangan
berikut ini adalah ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada
saat tertentu yang berisi informasi tentang presentasi perusahaan di masa
lampau dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan kebijakan di masa yang akan
datang. Laporan keuangan adalah bagian dari prosespelaporan keuangan.
Tujuan Laporan Keuangan berikut
ini menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia tujuan laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang disusun
untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian,
laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan
pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan
pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk
menyediakan informasi nonkeuangan.
Laporan keuangan juga menunjukan
apa yang telah dilakukan manajemen (bahasa Inggris: stewardship), atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban
manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi.
Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual
investasimereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau
mengganti manajemen.
Dalam dunia perbankan tentu saja
ada beberapa jenis laporan keuangan. Jenis-jenis laporan keuangan adalah
sebagai berikut :
1. Neraca Bank
Neraca (Balance Sheet) merupakan
laporan yang menggambarkan jumlah kekayaan (harta), kewajiban (hutang), dan
modal dari suatu perusahaan pada saat / tanggal tertentu. Isi neraca secara
garis besar adalah sebagai berikut :
a) Asset : kekayaan atau sumber ekonomi yang
dimiliki perusahaan dan diharapkan akan memberikan manfaat dimasa yang akan
datang.
• Asset lancar : uang tunai dan
saldo rekening giro di bank serta kekayaan-kekayaan lain yang bisa dicairkan
menjadi uang tunai, dijual maupun dipakai habis dalam operasi perusahaan, dalam
jangka pendek (satu tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan). Yang
termasuk aset lancar: Kas (saldo uang tunai pada tanggal neraca), Bank (saldo
rekening giro di bank pada tanggal neraca), Surat berharga jangka pendek,
Piutang, Persediaan (barang berwujud yang tersedia untuk dijual, di produksi
atau masih dalam proses), Beban dibayar dimuka.
• Investasi jangka panjang (long
term investment) : Terdiri dari aset berjangka panjang (tidak untuk dicairkan
dalam waktu satu tahun atau kurang) yang diinvestasikan bukan untuk menunjang
kegiatan operasi pokok perusahaan. Misalnya: penyertaan pada perusahaan dalam
bentuk saham, obligasi atau surat berharga, dana untuk tujuan-tujuan khusus
(dana untuk pelunasan hutang jangka panjang), tanah yang dipakai untuk lokasi
usaha.
• Aset Tetap (Fixed Asset) : Aset
berwujud yang digunakan untuk operasi normal perusahaan, mempunyai umur
ekonomis lebih dari satu tahun atau satu siklus operasi normal dan tidak
dimaksudkan untuk dijual sebagai barang dagangan. Misalnya: tanah untuk lokasi
baru, gedung, mesin-mesin dan peralatan produksi, peralatan kantor, kendaraan.
• Aset Tak Berwujud (Intangible
Asset) : Terdiri hak-hak istimewa atau posisi yang menguntungkan perusahaan
dalam memperoleh pendapatan, Misal: hak paten, hak cipta, franchise, merk
dagang atau logo dan goodwill.
• Aset lain-lain (Other Asset) :
Untuk menampung aset yang tidak bisa digolongkan sebagai aset lancar, investasi
jangka panjang, aset tetap dan aset tetap tak berwujud. Misalnya; mesin yang
tidak dipakai dalam operasi.
b) Kewajiban dapat digolongkan menjadi :
• Kewajiban Lancar (current liabilities)
: Kewajiban lancara meliputi
kewajiban yang harus diselesaikan
dalam jangka pendek atau jangka satu tahun atau jangka satu siklus operasi
normal perusahaan. Misalnya: hutang usaha, beban yang harus masih dibayar,
pendapatan yang diterima dimuka, utang pajak, utang bunga.
• Kewajiban Jangka Panjang (long
– term debts) : Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang jatuh temponya
melebihi satu periode akuntansi atau lebih dari satu tahun. Misalnya: utang
hipotik, utang obligasi.
• Kewajiban lain-lain : Adalah
kewajiban yang tidak bisa digolongkan ke kewajiban lancer dan kewajiban jangka
panjang.
o Ekuitas : Menunjukkan hak milik
para pemilik aset perusahaan yang
diukur atau ditentukan besarnya
dengan menghitung selisih antara aset dan kewajiban. Jenis ekuitas berdasarkan
bentuk perusahaan :
- Perusahaan perorangan
- Perusahaan persekutuan
- Perusahaan perseroan
Contoh dari sebuah neraca bank :
2. Laporan Laba
Rugi Bank
Laporan rugi / laba (income
statement) merupakan laporan yang menggambarkan jumlah penghasilan atau
pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Ada dua
pendekatan sebagai dasar pendekatan itu
adalah:
1. Dasar Tunai (Cash Basis) : Suatu sistem yang mengakui
penghasilan pada saat uang tunai diterima dan mengakui beban pada saat
mengeluarkan uang tunai. Cocok untuk perusahaan dengan skala kecil, karena
mentode ini kurang tepat untuk mengakui laba atau rugi laba pada periode
tertentu.
2. Dasar Waktu ( Akrual Basis ) :
Sistem yang mengakui pendapatan pada saat terjadinya transaksi, walaupun sudah
atau belum menerima uang tunai dan mengakui beban pada saat terjadinya
transaksi walaupun sudah atau belum mengeluarkan uang tunai. Tepat untuk
perusahaan yang melakukan transaksi secara kredit, karena laporan laba-rugi akan
mencerminkan kondisi yang benar selama satu periode tertentu.
Dalam laporan laba-rugi, terdapat
tiga rekening (akun) yang perlu dipahami yaitu:
1. Pendapatan : Adalah
penghasilan yang timbul dari pelaksanaan akitivitas perusahaan yang biasa
(reguler)contoh : penjualan, penghasilan jasa (fee), bunga, deviden, royalti
dan sewa.
1. Beban : Adalah pengorbanan
yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas yang biasa (reguler), seperti beban
pokok penjualan, beban gaji, beban sewa, beban penyusutan aset tetap, beban
asuransi, beban pajak, beban kerugian piutang.
2. Laba / Rugi : Laba terjadi
bila pendapatan lebih besar dari beban-beban yang terjadi, sebaliknya rugi
terjadi bila pendapatan lebih kecil dari beban yang terjadi.
Contoh
dari sebuah laporan laba rugi bank :
3. Laporan Kualitas Aktiva
Produktif
Aktiva diartikan sebagai jasa
yang akan datang dalam bentuk uang atau jasa mendatang yang dapat ditukarkan
menjadi uang (kecuali jasa-jasa yang timbul dari kontrak yang belum dijalankan
kedua belah pihak secara sebanding) yang didalamnya terkandung kepentingan yang
bermanfaat yang dijamin menurut hukum atau keadilan bagi orang atau sekelompok
orang tertentu. Aktiva juga diartikan sebagai manfaat ekonomi yang sangat
mungkin diperoleh atau dikendalikan oleh entitas tertentu pada masa mendatang
sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu (Marianus Sinaga, 1997).
Dalam Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) pada bagian kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan,
manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva adalah potensi dari
aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak
langsung, arus kas dan setara kas kepada perusahaan. Potensi tersebut dapat
berbentuk sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dari aktivas operasional
perusahaan. Mungkin pula berbentuk sesuatu yang dapat diubah menjadi kas atau
setara kas atau berbentuk kemampuan untuk mengurangi pengeluaran kas, seperti
penurunan biaya akibat penggunaan proses produksi alternatif. Sesuai dengan
namanya aktiva produktif (earning assets) adalah aktiva yang menghasilkan
kontribusi pendapatan bagi bank.
Contoh
dari laporan kualitas aktiva produktif :
4. Laporan Komitmen dan Kontigensi
Komitmen bank adalah suatu ikatan
atau kontrak atau berupa janji yang tidak dapat dibatalkan (irrevocable) secara
sepihak oleh bank, baik dalam rupiah maupun valuta asing, dan harus
dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Komitmen ini
dapat bersifat tagihan ataupun kewajiban bagi bank. Komitmen tagihan adalah
komitmen yang diterima oleh bank dari pihak lain, sedangkan komitmen kewajiban
adalah komitmen yang diberikan oleh bank kepada nasabah dan atau pihak lain.
Tagihan
komitmen antara lain :
-
Fasilitas pinjaman yang diterima dari pihak lain yang belum ditarik.
-
Posisi pembelian valuta asing, dll.
Kewajiban
komitmen antara lain :
-
Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik
-
Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik
-
Irrevocable L/C yang masih berjalan
-
Posisi pembelian valuta asing, dll.
Kontigensi adalah suatu keadaan
yang masih diliputi ketidakpastian mengenai kemungkinan diperolehnya laba atau
rugi oleh suatu perusahaan, yang baru akan terselesaikan dengan terjadi atau
tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang. Pengungkapan
akan peristiwa kontigensi diharuskan dalam laporan keuangan.
Menurut Azas Konservatif dalam
Kontigensi, pengungkapan data transaksi kontigensi dalam laporan keuangan
dikaitkan dengan penerapan konsep atau azas konservatif atau berhati-hati dalam
prinsip akuntansi. Yang dimaksud disini adalah bahwa penyisihan suatu rugi
kontigensi dapat dilakukan pada perhitungan rugi-laba bila kedua kondisi
berikut dipenuhi :
a)
Terdapat petunjuk yang kuat bahwa telah terjadi penurunan nilai suatu aktiva
atau telah timbul kewajiban pada tanggal neraca.
b)
Jumlah kerugian dapat ditaksir secara wajar.
Jenis Transaksi Kontigensi
dicontohkan sebagai berikut. Dalam transaksi bank dapat ditemukan beberapa
jenis transaksi kontigensi seperti : garansi bank, letter of credit yang dapat
dibatalkan (revocable) yang masih berjalan, transaksi opsi valuta asing,
pendapatan bunga dalam penyelesaian. Semua jenis transaksi tersebut apabila
ditemukan dalam transaksi sehari-hari wajib untuk dilaporkan dalam laporan
keuangan melalui rekening administratif, yang dapat berupa tagihan maupun
kewajiban
Contoh
dari laporan komitmen dan kontigensi :




Tidak ada komentar:
Posting Komentar